Menurunnya Atensi Belajar
Akibat Pandemi, Kualitas Pendidikan Natural Penurunan Atikah Ishmah Winahyu | Humaniora MI/Fransisco Carolio Petugas menyemprot cairan disinfektan di SDN 01 Kota Tangerang, Banten. KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan standar pembelajaran secara daring tidak bisa disamakan dengan tatap muka di sekolah. Sasaran kurikulum selama pandemi covid-19 juga berbeda dengan kegiatan belajar dalam keadaan normal. “Memang kita tidak bisa menuntut kualitas terhadap sasaran kurikulum di masa pandemi. Sebab yang menjadi tujuan utama yakni menjaga keselamatan dan kesehatan peserta didik, keluarga dan guru,” ujar Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud, Sri Wahyuningsih, dalam diskusi virtual, Selasa (16/6). https://ku-institute.id/ Hal senada juga disuarakan Konsultan Nasional Pendidikan Dalam Situasi Darurat UNICEF-RDI, Yusra Tebe. Ia menilai pandemi covid-19 membuat kualitas pendidikan turun. Siswa kehilangan peluang belajar sebagaimana mestinya. Baca juga: NU Minta Pemerintah Sediakan Fasilitas Tes Covid-19 di Sekolah “Dengan keadaan ini, hak si kecil tidak terpenuhi secara optimal, karena unsur yang berakibat pada mereka,” tutur Yusra. Menurut survei UNICEF pada awal Juni terhadap 4.016 responden dari 34 provinsi dengan bentang usia 14-24 tahun, 69% merasa bosan belajar dari rumah (BDR). Selama BDR, responden mengalami dua tantangan utama, yakni 35% kesulitan akses internet dan 38% kurang bimbingan guru. Kemudian, 62% memerlukan dukungan kuota internet dan 26% memerlukan dukungan guru. Sementara itu, 87% responden mau seketika kembali ke satuan pendidikan dengan berjenis-jenis alasan. Di antaranya, bahagia metode belajar tatap muka 61%, rindu teman 51% dan bosan di rumah 48%. Padahal 59% responden mengaku belum mau kembali ke satuan pendidikan karena khawatir terpapar covid-19. Sekitar 12% tidak mempunyai biaya dan 1% takut perundungan. Padahal banyak yang mau seketika kembali ke satuan pendidikan, tetapi 50% responden menilai pembelajaran tatap muka sebaiknya dimulai sesudah kasus covid-19 menurun. Adapun 25% berpendapat belajar tatap muka dimulai dikala tahun ajaran baru. Baca juga: Orang Tua Minta Keringanan SPP, Kemendikbud Tak Bisa Intervensi UNICEF memberikan saran untuk pemerintah dan satuan pendidikan, terlebih jelang tahun ajaran baru di tengah pandemi covid-19. Pemerintah perlu menentukan kesiapan satuan pendidikan dalam menerapkan kenormalan baru (new normal). Baik dari segi sumber kekuatan ataupun sarana dan prasarana. Perlu ada sosialisasi yang masif tentang pembukaan satuan pendidikan via metode online dan offline. Sehingga, kekhawatiran orang tua bisa diminimalkan dan tidak terjadi misinformasi. Selain itu, kapasitas pengajar dan peserta didik wajib ditingkatkan, supaya bisa menyesuaikan diri dalam keadaan darurat.